Jalanjalan.it.com – Desa Adat Bena di Ngada, Flores, merupakan warisan budaya megalitikum yang masih lestari dan mencerminkan kearifan lokal masyarakat Nusa Tenggara Timur
1. Pengantar
Di tengah pegunungan Flores, Nusa Tenggara Timur, berdiri sebuah permata warisan budaya yang tak lekang oleh waktu — Desa Adat Bena.
Terletak di Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, desa ini menjadi salah satu desa adat tertua di Indonesia, yang masih memegang teguh tradisi megalitikum hingga kini.
Desa Adat Bena bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga simbol spiritualitas, kebersamaan, dan kearifan lokal masyarakat Flores. Dengan rumah-rumah tradisional yang berjajar di lereng bukit dan pemandangan Gunung Inerie sebagai latar belakang, desa ini menjadi representasi keindahan antara manusia, alam, dan budaya.
BACA JUGA : Keraton Sambaliung, Jejak Sejarah Kesultanan Berau di Kaltim
2. Sejarah dan Asal-Usul Desa Adat Bena
Desa Adat Bena diperkirakan telah berdiri sejak lebih dari 1.200 tahun yang lalu, menjadikannya salah satu peninggalan budaya tertua di Indonesia.
Masyarakat setempat percaya bahwa desa ini didirikan oleh nenek moyang suku Bena, yang dipercaya berasal dari daerah Wawo, bagian atas pegunungan di sekitar Flores Tengah.
Nama “Bena” sendiri di ambil dari nama leluhur pertama yang di anggap sebagai pendiri desa. Hingga kini, garis keturunan dan adat istiadat dari para leluhur tersebut masih di jaga secara turun-temurun.
Desa ini juga di kenal sebagai salah satu situs budaya megalitikum — di tandai dengan adanya batu-batu besar (megalit) yang di gunakan sebagai tempat pemujaan leluhur dan simbol status sosial masyarakat adat.
3. Struktur dan Arsitektur Desa Adat Bena
Desa Adat Bena memiliki bentuk memanjang menyerupai huruf “U” yang mengikuti kontur lereng bukit.
Di tengah desa, terdapat lapangan batu besar (Nabe) yang menjadi pusat kegiatan adat dan upacara keagamaan. Di area ini pula berdiri Ngadhu dan Bhaga, dua simbol sakral masyarakat Bena.
- Ngadhu berbentuk tiang kayu tinggi dengan atap alang-alang, melambangkan leluhur laki-laki dan pelindung keturunan.
- Bhaga berbentuk rumah kecil beratap tinggi, melambangkan leluhur perempuan dan tempat penyimpanan benda pusaka keluarga.
Rumah-rumah adat di Desa Bena di sebut “Sao”, di bangun dari bahan alami seperti kayu, bambu, ijuk, dan batu.
Setiap rumah mewakili satu suku atau klan (woe), dan hingga kini terdapat 18 suku utama di Desa Bena.
Rumah-rumah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai pusat kehidupan sosial dan spiritual.
4. Sistem Kepercayaan dan Upacara Adat Desa Adat Bena
Kepercayaan masyarakat Bena berakar pada kultus leluhur dan hubungan harmonis dengan alam. Meskipun sebagian besar warga kini memeluk agama Katolik, praktik adat dan ritual keagamaan tradisional tetap di jalankan berdampingan.
Beberapa upacara adat penting di Desa Bena antara lain:
- Reba: Upacara syukur tahunan yang di adakan setelah panen, sebagai penghormatan kepada leluhur.
- Penti: Upacara untuk memohon perlindungan dan kesejahteraan desa.
- Upacara Pembangunan Rumah: Setiap pembangunan rumah adat di sertai dengan ritual persembahan kepada leluhur agar proses berjalan lancar.
Upacara-upacara ini memperlihatkan betapa kuatnya nilai spiritual dalam kehidupan masyarakat Bena, di mana alam, manusia, dan leluhur di anggap sebagai satu kesatuan hidup.
5. Nilai Budaya dan Sosial
Desa Bena tidak hanya mempertahankan bentuk arsitektur kuno, tetapi juga menjaga sistem sosial dan nilai budaya tradisional.
Kehidupan masyarakatnya berpusat pada gotong royong, penghormatan kepada orang tua, serta ketaatan terhadap adat.
Salah satu nilai luhur yang di junjung tinggi adalah “belis”, yaitu tradisi mas kawin yang melambangkan tanggung jawab dan penghormatan terhadap keluarga perempuan.
Selain itu, masyarakat juga masih menjalankan pembagian peran tradisional, di mana laki-laki bertugas menjaga keamanan dan ritual, sedangkan perempuan berperan dalam menenun dan mengelola kehidupan rumah tangga.
Tenunan khas Desa Bena yang di sebut Ikat Bena terkenal hingga mancanegara karena motifnya yang rumit dan sarat makna filosofis. Motif tenun ini sering menggambarkan kehidupan leluhur, hewan suci, dan simbol-simbol alam.
6. Keindahan Alam dan Pariwisata Budaya
Selain nilai historisnya, Desa Bena menawarkan pemandangan alam yang memukau.
Dari desa ini, wisatawan dapat melihat Gunung Inerie, salah satu gunung berapi tertinggi dan paling indah di Flores, menjulang megah di kejauhan.
Letaknya yang berada di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut membuat udara di desa ini sejuk dan segar.
Kini, Desa Bena telah menjadi destinasi wisata budaya unggulan di Flores.
Wisatawan dari berbagai negara datang untuk menyaksikan kehidupan tradisional masyarakatnya, mempelajari arsitektur kuno, dan menikmati suasana pedesaan yang tenang.
Meski telah dikenal dunia, masyarakat Bena tetap menjaga keaslian budaya mereka. Pemerintah daerah bersama warga terus berupaya mengembangkan pariwisata berkelanjutan agar tradisi adat tetap lestari tanpa kehilangan nilai sakralnya.
7. Pelestarian dan Tantangan Modernisasi
Pelestarian budaya di Desa Adat Bena bukan tanpa tantangan. Arus modernisasi dan perkembangan teknologi sedikit demi sedikit mulai memengaruhi gaya hidup masyarakat.
Namun, kesadaran akan pentingnya warisan budaya membuat warga tetap menjaga keseimbangan antara kemajuan dan tradisi.
Pemerintah dan lembaga kebudayaan telah menetapkan Desa Adat Bena sebagai Cagar Budaya Nasional, yang dilindungi oleh undang-undang.
Dengan status ini, desa mendapat perhatian khusus dalam bidang konservasi arsitektur, dokumentasi budaya, dan promosi wisata.
Ke depan, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana mempertahankan keaslian adat di tengah tuntutan zaman, sambil tetap memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.
8. Kesimpulan
Desa Adat Bena di Ngada, Flores, bukan sekadar destinasi wisata, melainkan cermin peradaban kuno yang hidup di era modern.
Arsitektur megah, sistem sosial adat, dan ritual spiritual yang terus dijaga menjadikan desa ini sebagai simbol keutuhan identitas masyarakat Flores.Keindahan alam yang berpadu dengan nilai budaya menjadikan Desa Bena ikon warisan megalitikum yang menakjubkan.
Dengan komitmen pelestarian yang kuat, Desa Adat Bena akan terus menjadi sumber inspirasi tentang bagaimana manusia dapat hidup harmonis dengan alam, sejarah, dan leluhur mereka.

